Selasa, 24 November 2015

Apa sih yang Membuatmu Tertarik Belajar Sosiologi?

Posted By: Novarisma Dee - 09.45

Taman Sosiologi- Ketertarikan ialah suatu rasa yang tidak butuh alasan untuk disampaikan dan juga tidak butuh argumen untuk dibantahkan. Semua alasan menjadi sah dan benar dan semua argumen akan dengan mudah terpatahkan, bukankah demikian? Pertanyaan menggelitik ketika kuliah perdana di Sosiologi, “Apa ketertarikanmu memilih Sosiologi?” haruskah kami beralasan, karena dunia ini sudah penuh dengan alasan yang tidak berlandaskan, ataupun alasan palsu untuk kedok pencitraan. Sudah waktunya kita bercermin, melihat kebenaran akan alasan sebuah pilihan.

Literatur Sosiologi : Koleksi Foto Risma

Ketika ketertarikan mengharuskan sebuah alasan, kita spontanitas mengungkapkan, inilah kejujuran  dan bukan kemunafikan. Sosiologi bagi Novarisma Dee merupakan suatu disiplin ilmu yang berjenjang. Memilih untuk melanjutkan jenjang pendidikan sama halnya dengan menambah ilmu dan pengalaman. Melanjutkan jenjang pendidikan bukanlah suatu kebetulan, semua butuh usaha dan perencanaan. Perencanaan ini mungkin menjadi pertanyaan, apakah Jogja? ataukah sosiologi? yang mampu menarik untuk kembali, atau mungkin keduanya? Karena pada hakekatnya, “Sosiologi mengajarkan kehidupan dan kedamaian dan Jogja menjadi Kota menarik untuk belajar kedamaian dan berpetualang”. Inilah sebuah alasan, yang tidak dapat dijelaskan lagi dengan alasan.

Sedangkan bagi Yustika Irfani, Sosiologi adalah ilmu yang dapat mengajarkan manusia untuk hidup lebih bijaksana dan kritis. Pada hakikatnya Sosiologi adalah ilmu yang kategoris, sebab “ Sosiologi mengkaji fenomena yang terjadi bukan apa yang seharusnya terjadi”. Melalui Sosiologi diasah sisi humanisme kita dalam melihat fenomena sosial di sekitar kita sehingga kita menjadi pribadi yang lebih kritis terhadap apa yang terjadi di masyarakat. Ilmu yang mampu menginspirasi untuk bisa lebih peka terhadap lingkungan sosial masyarakat.

Berbeda pandangan dengan Yuliana Gap, beginilah cerita singkat kenapa memilih Sosiologi? Awal cerita ketika ditanya kenapa saya  memilih sosiologi, jawaban spontan keluar namun jawaban saat itu tidak seperti apa yang saya tulis ini. Saat itu saya menjawab ketertarikan saya karena saya sudah  jatuh cinta pada sosiologi. Sebenarnya jawaban spontan itu tidak terlalu tepat untuk menjawab pertanyaan, karena sebenarnya  ketertarikan saya  pada Sosiologi  baru muncul setelah saya menjalani perkuliahan dan saat memasuki semester ke dua  di kampus FISIP  Universitas Palangka Raya. Jadi, dapat saya katakan bahwa berkuliah dan mengambil jurusan Sosiologi merupakan sebuah rencana yang tidak matang, namun akhirnya saya merasa bahagia dan luar biasa ketika menjalaninya. Sebuah proses hidup yang luar biasa untuk saya ketika saya menerima kenyataan dengan kondisi dan banyak hal yang menurut saya saat itu memaksa saya untuk kuliah di jurusan Sosiologi karena jurusan Sosiologi sendiri merupakan pilihan ke lima dari empat pilihan jurusan utama yang saya piilih. Namun, seiring berjalannya waktu dan dengan ruang yang selalu dinamis saya akhirnya merasa “Sosiologi adalah pilihan yang tepat dan saya menemukan apa yang saya butuhkan untuk menjalani hidup”. Karena proses yang begitu berarti dalam menemukan sosiologi dan  menjalani kuliah di jurusan Sosiologi, mungkin itu sebabnya spontanitas saya menjawab “saya memilih sosiologi karena saya terlanjur cinta”, namun cinta saya pada sosiologi bukan cinta pada pandangan pertama, tapi cinta itu muncul setelah mengenalnya dan untungnya saya tidak mengenal pilihan yang salah. Sekarang melanjutkan  kuliah sosiologi di UGM adalah pilihan saya secara sadar.

Beberapa teman mungkin ramai berargumen dan beberapa masih bingung dengan alasan sebuah pilihan. Sosiologi adalah ilmu baru, kemunculannya pun dibilang masih muda. Berawal dari Reformasi Gereja, Revolusi Ilmu Pengetahuan, Revolusi Perancis dan Revolusi Industri yang menjadikan masyarakat mengalami krisis sosial dan memunculkan sosiolog untuk memecahkan suatu anomi masyarakat. Jadi, kepekaan sosial kita diunji untuk memecahkan problematika masyarakat. Inilah latar belakang munculnya Sosiologi.

Jadi tidak salah jika Sofa berargumen bahwa “Sosiologi adalah layaknya Ilmu Dukun”, dimana kita menerka, menebak, dan membaca tingkah laku masyarakat untuk menjadikannya sebuah diskusi pemecahan masalah. Kepekaan sosial dan sensitifitas sosial kita diuji layaknya dukun bertindak. Sehingga, Sosiologi menjadi ilmu yang menyenangkan, membahas topik dan masalah terkini dengan mengkaji melalui analisis sosial, diskursus, ataupun penelitian. Inilah ketertarikan mulai muncul, jadi tidak heran Sosiologi membuat kita mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, suasana baru dan teman baru. Semua hal yang baru menjadi tantangan dan menyenangkan.

Meskipun setiap harinya bergulat dengan literatur tebal, literatur bahasa asing, teori klasik sampai kotemporer, jurnal, hasil research dan literatur penunjang lainnya, literatur Sosiologi sesungguhnya adalah lingkungan dan masyarakat. Problematika sosial, norma, tingkah laku, interaksi sosial sampai pada hubungan antar pranata sosial selalu dikaji dan diteliti untuk keseimbangan dan keselarasan. Logika, rasio bahkan hal yang magis pun dibahas, untuk  melahirkan penemuan dan pemikiran-pemikiran baru pada masyarakat. Bukankah ini juga modal untuk kehidupan, tidak akan merugi kan belajar Sosiologi.


About Novarisma Dee

Organic Theme is officially developed by Templatezy Team. We published High quality Blogger Templates with Awesome Design for blogspot lovers.The very first Blogger Templates Company where you will find Responsive Design Templates.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Taman Sosiologi

Designed by